Ada yang tahu Joko Pinurbo? Dia penulis muda berbakat yang selalu menghadirkan lelucon di setiap puisinya. Walaupun dikatakan lelucon, puisinya tidak sembarang puisi. Di baliknya, selalu ada pesan yang berbobot. Kalau mau lihat puisi-puisinya klik saja http://jokopinurbo.com/.
Waktu mengunjungi situsnya itu, saya tersenyum melihat tampilan header. Kenapa? Karena di situ dia sudah mulai bermain-main dengan kata-kata. Seperti ini tampilannya,
Perhatikan kalimat sambutannya!
Selamat Menunaikan Ibadah Puisi. Padahal tadinya saya mengira Selamat Menunaikan Ibadah Haji. Tapi saya lalu berpikir tak ada hubungannya ibadah haji dengan puisi. 🙂
Lalu saya lanjut membaca puisi-puisi di sana. Salah satunya puisi ini yang membuat saya berimajinasi aneh. Seperti masuk ke dunia mimpi. Dunia di mana benda-benda mati itu hidup dan berinteraksi dengan kita. Mau tahu puisinya? Ini dia,
CITA-CITA
Setelah punya rumah, apa cita-citamu?
Kecil saja: ingin sampai rumah saat senja
supaya saya dan senja sempat minum teh bersama
di depan jendela.Ah cita-cita.
Makin hari kesibukan makin bertumpuk,
uang makin banyak maunya,
jalanan macet,
akhirnya pulang terlambat.
Seperti turis lokal saja,
singgah menginap di rumah sendiri
buat sekedar melepas penat.
Terberkatilah waktu yang dengan tekun dan sabar
membangun sengkarut tubuhku menjadi rumah besar
yang ditunggui seorang ibu.
Ibuwaktu berbisik mesra,
“Sudah kubuatkan sarang senja di bujur barat tubuhmu.
Senja sedang berhangat-hangat di dalam sarangnya.”
(2003)
Bagaimana, asik bukan?
Joko Pinurbo bukan sekedar bermetafor ria. Tapi dia membuat metafor-metafor itu hidup seolah-olah teman dan sahabatnya sendiri.
😉
0 Responses to “>> tentang Joko Pinurbo”