SILHUETMU
aku jatuh cinta
pada silhuetmu yang muncul
di jendela
seolah-olah ia
mengambil kata-kataku
dan menyimpannya
di sana
28 Desember 2009
ANAKKU YANG MANJA
anakku yang manja
selalu saja memberiku
warna-warna kehidupan
episode-episode yang
seringkali membuatnya
jatuh dan rapuh
anakku yang manja
membuatku rindu pada
setiap kata-katanya
dan rasanya sudah lama
kata-katanya itu hanya
lekat pada puisi
anakku yang manja
lagi-lagi memberiku luka
menjadikan hatiku semakin
keropos setelah tahun-tahun
ini menikamkan kepedihan
yang sama. tapi rinduku
akan selalu ada
mendampingi doa-doanya
yang sedang pergi
ke langit jauh
23 Desember 2009
SETANGKAI RINDU
setangkai rindu
jatuh di kulitmu
menebarkan warna-warna hati
merangkul habis
bahagia
dan sepiku
5 Okt, 7.45 pm
PADA KANJI
aku jatuh cinta pada Kanji
pada setiap huruf
yang kau sematkan dalam mimpi
dan kau tiba-tiba menyeduh secangkir puisi
lalu memaksaku menghirup baunya
yang abadi
ya, bau telah berubah jadi puisi
meninggalkan makna sepi
pada huruf-huruf Kanji
5 Okt, 7.26
ARWAH PARA MALAIKAT
—untuk INtan IRmawati
lima hari lagi, maka suaraku akan jatuh di lelapuk awan.
senja yang menggelepar adzan
kan memburu mataku untuk sepi.
asap dan segala debu dari geram mesin
sesaruk-sesaruk kan menyiakanku dari keramaian
lalu lamat menimpakan tubuhku di hening sunyi.
aku hidup dan saat itu aku mati.
hingga pertengahan hari ketika matahari bercerita
tentang kemenangannya atas dunia,
akar di sukmaku ini masih juga
meresap air yang tak tentu.
aku ingin lurus bercecapung merawat cahaya,
dari lembar-lembar daun dan cecabang pohon,
kan kupeluk semua
dan menimpakan semua jauh pada semua.
ingin kuraut ujung jejari ini
jadi pensil-pensil yang bisa menulis
dan menerjemahkan makna kekosongan.
tapi kekosongan selalu hanya kekosongan,
tanpa titik dan tanda tanya,
tanpa debu dan gesek suara,
tanpa rintik dan detik cahaya,
tanpa angin, tanpa humus,
tanpa sukma.
sukmaku kini tanpa sukma,
hanya arwah para malaikat
yang datang bersamaan di ujung magribh,
menyisakan kecup Tuhan di kening Adam,
menyiakan rapuh doaku
untukmu.
Oktober, 2004
HANYA SEKUNTUM SEPI
semuanya sudah pergi saat hujan
kembali jatuh di matamu.
tak ada angin ataupun pelangi.
hanya burung-burung kapinis
yang sekedar bersarang di pohon-pohon tinggi.
hanya sekuntum sepi yang kau tabur di hatiku.
sunyi. seakan senyummu
kembali muncul
di langit biru.
PUISI CINTA
“you are always be inside my heart
itsumo anata dake no bashou ga aru kara
i hope that i have a place in your heart to”
selalu saja rindu jatuh di matamu
mengeraskan dendam kabut pada senja
melekatkan cahaya pada jalan
tak ada resah di jemari kita
karena cinta telah lebam oleh senyummu
kemarilah, biar hangat memeluk kita
tak perlu berlari seolah waktu ingin pergi
karena jarum jam sudah punah
dan ruang hanyalah tempat kau menyimpan mimpi
bangun,
biarkan rindu membuatku jatuh di matamu
biarkan hijau mengecup kuning
biarkan dingin membuatku gigil
biarkan garis senyummu terpahat di mataku
sebelum kita sama-sama harus pergi
menjemput sunyi
Bogor, 23 Okt 9.28 pm
SELEMBAR BULU DI SAYAP JIBRIL
—untuk Zulfah
malam ini cuckup sepi, aku bisa meraih selembar bulu
di sayap Jibril menjadi bintang-bintang
yang berkedip di langit, untukmu.
lihatlah tangan demi tangannya itu
berpijar menyusun mimpi-mimpi
yang terlahir dari rahim doa.
seperti doamu
yang tiba-tiba saja menyusup di mimpiku,
menyubur wewangian setiap kali malam jatuh
di rumput-rumput. tubuhnya melebar jadi lipatan cahaya
yang memikat bayangan bulan
di kolam-kolam di mana hatiku tertaut.
seperti sepi yang mengembara di separuh jantung,
menjelajahi ruang-ruang mimpi dan suara.
bersama angin, bintang-bintang itu berlalu di mataku.
ia lenyap bersama cahaya, menyisakan waktu
yang kembali mengurungku dalam sayap Jibril.
melukai mimpi-mimpi, menjemput sunyi doa-doa.
selembar bulu di sayap Jibril,
kuubah jadi bintang-bintang di langit jauh untukmu,
agar kau peluk dalam mimpi,
menggambar cahaya
yang terlahir
dari doa.
Maret, 2005
Komen-komen …