mengapa aku masih juga
mencium baumu yang tersisa
di malam itu? seakan masa lalu
kembali datang setelah tahun-tahunku
dihinggapi kepedihan yang sama
apakah kau pun merasakan
jantungku yang berdegup lebih kencang
daripada air sungai? juga darahku
yang mengalir lebih deras dari waktu?
ah, bagaimana mungkin aku begitu bodoh
membiarkan baumu mengacak-acak
episode yang telah bertahun-tahun ini
kurapikan, sedangkan aku tahu
di tempat itu kau tinggal bau
yang kabur
16 Desember 2009
1.21 pm
Bogor
keren,, ren,,ren… terus berkarya ya…
thanx thanx … pasti …. 😉