KUPU-KUPU
bila tiba rintik hujan,
rambut pada kakinya mengelupaskan dingin,
dendam di musim dingin, gugur di daun-daun,
hijau membeku dalam es,
ia membuka separuh sayap,
separuh hidupnya yang masih tersisa,
warna-warni bunga rebah pada kedua matanya,
mencintai rumput dan kehidupan,
mencintai dirinya sendiri,
ia pun mencintai lampu-lampu
yang masih bisa bersinar
di sepanjang jalannya menuju mimpi,
ketika kedua sayapnya tak lagi sanggup menolak embun,
ia pun bersandar berusaha melenyapkan
halaman-halaman salju,
catatan-catatan di bulan Februari
berseribak di lampu-lampu,
di jalan-jalan yang mencatat namanya,
dan humus hijau yang lenyap melihatnya terbang ke selatan,
sebagai kupukupu..
0 Responses to “kupu-kupu …”